Rabu, 29 April 2020

Yuk kenali jenis dan gejala sakit kepala

Sakit kepala adalah penyakit yang paling sering dialami masyarakat. Umumnya penderita menganggap rasa sakit atau berdenyut pada kepala disebabkan oleh pemicu yang sama. Tak heran ketika sakit kepala menyerang, orang langsung mengonsumsi obat pereda nyeri. Padahal sebelum memutuskan menelan obat, ketahui dulu penyebab dan letak sakitnya. Bahkan 2013 International Headache Society mengklasifikasi jenis sakit kepala. Selain bisa teridentifikasi jenis sakit kepala yang diderita, Anda juga bisa menjalani pengobatan yang tepat dan efektif serta tidak mengganggu kesehatan. Pusing sakit kepala didefinisikan sebagai rasa sakit yang timbul dari kepala atau leher bagian atas tubuh. Rasa sakit berasal dari jaringan dan struktur yang mengelilingi tengkorak atau otak. Seperti jaringan periosteum, otot, sinus, mata, dan telinga, arteri, vena, dan saraf bisa meradang dan menyebabkan sakit kepala. Rasa sakitnya bisa berupa nyeri, tertusuk-tusuk, berdenyut, dengan intensitas ringan hingga intens.

gejala sakit kepala


Migrain : Migrain merupakan salah satu jenis sakit kepala yang paling umum. Gejala migrain yakni berdenyut di sebagian kepala dan bisa berlangsung beberapa hari. Saking menderitanya, tak jarang penderita migrain sampai tak mampu menjalani aktivitas seperti biasa. Jika dipaksakan beraktivitas, serangan migrain bisa semakin intens. Selain kepala berdenyut, gejala lain yang umum dirasakan yakni sensitif terhadap suara dan cahaya, pandangan berkunang-kunang, disertai mual dan muntah. Serangan migrain mungkin saja dikaitkan dengan kondisi sistem saraf. Faktor yang turut berpengaruh memicu migrain seperti insomnia, dehidrasi, melewatkan makan, fluktuasi hormon, dan paparan bahan kimia. Hingga kini belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan migrain. Obat migrain yang dijual di pasaran hanya untuk mencegah serangan dan mengurangi gejala yang dirasakan. Untuk mengurangi frekuensi migrain kambuh, lebih baik lakukan upaya pencegahan dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti cukup tidur, kurangi stres, minum banyak air, olahraga teratur, dan hindari makanan mengandung gluten.

Sakit kepala tegang : Sakit kepala tegang dipicu oleh stres. Sensasi yang dirasakan yakni sakit di seluruh kepala namun tidak berdenyut. Kepala tegang merupakan jenis sakit yang paling banyak dialami selain migrain, bahkan sulit dibedakan dari migrain. Namun mudah saja membedakannya. Sakit kepala tegang biasanya tidak mengganggu penglihatan, juga tidak disertai perasaan mual atau muntah. Jika aktivitas fisik biasanya memperburuk migrain, sebaliknya aktivitas apa pun tak membuat sakit kepala tegang semakin parah. Peningkatan kepekaan terhadap cahaya atau suara mungkin saja terjadi ketika mengalami sakit kepala tegang, tetapi bukanlah gejala yang umum. Jika mengalami sakit kepala tegang, cobalah beristirahat sejenak, jauhkan mata dari layar komputer, melakukan peregangan tubuh, dan mandi air panas untuk melemaskan otot. Bila perlu, kompres bagian kepala yang sakit dengan kompres hangat untuk membuat rileks.

Sakit kepala kluster : Sakit kepala kluster ditandai dengan rasa panas dan tertusuk-tusuk. Sakit kepala jenis ini biasanya terasa di bagian belakang mata atau di sebagian wajah. Tak jarang disertai dengan bengkak, kemerahan, dan berkeringat pada bagian yang terdampak. Hidung tersumbat dan mata berair juga sering terjadi pada sisi yang sama dengan sakit kepala. Sakit kepala kluster menyerang tiba-tiba tanpa gejala berarti dan berlangsung antara 15 menit hingga 3 jam. Penderitanya bisa merasakan sakit kepala ini hingga delapan kali serangan dalam sehari. Sakit kepala kluster tiga kali lebih banyak menyerang pria. Untuk pengobatan, biasanya diberikan terapi oksigen atau anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit. Melansir Medical News Today, penyebab sakit kepala kluster masih belum bisa dipastikan, tapi biasanya menyerang pada perokok. Orang yang tengah mengalami sakit kepala ini tidak diperbolehkan mengonsumsi alkohol sama sekali.

Sakit kepala sinus : Sakit kepala sinus disebabkan oleh reaksi alergi atau menandai gejala infeksi sinus. Orang yang memiliki penyakit sinusitis atau alergi musim tertentu lebih rentan mengembangkan jenis sakit kepala ini. Sakit kepala ini biasanya kerap keliru dengan migrain. Padahal sakitnya jelas terasa di seputar sinus dan muka. Dokter biasanya meresepkan antibiotik untuk menyembuhkan infeksi, menipiskan tumpukan lendir, dan menyebabkan tekanan sinus.

Sakit kepala hormon : Sakit kepala yang umumnya menyerang wanita ini dipengaruhi oleh fluktuasi hormon, seperti menstruasi, mengonsumsi pil KB, dan kehamilan. Semuanya berkontribusi meningkatkan estrogen yang mengakibatkan sakit kepala. Sakit kepala hormonal ini biasanya terjadi selama siklus menstruasi. Sekitar 60 persen perempuan yang sering mengalami migrain berisiko mengalami sakit kepala saat menstruasi. Untuk mencegah gejalanya yang mengganggu, Anda disarankan melakukan relaksasi, yoga, akupunktur, dan menjaga pola makan sehat.

Wabah virus Corona merebak, pelajari cara penyebarannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang baik dan bijak